Teologi Kerajaan Sinoptik

TEOLOGI KERAJAAN ALLAH

Kitab Injil Sinoptik

Sifat utama dari pengajaran Yesus dalam kitab-kitab Injil Sinoptik ialah menekankan pada Kerajaan Allah. Penekanan pada kerajaan itu sesuai dengan beban uatam dalam misi Kristus.

Arti istilah “Kerajaan” dalam Perjanjian Baru

Penggunaan istilah Kerajaan Allah dalam kitab Injil Sinoptik berbeda-beda, namun pada hakekatnya sama. Matius lebih condong menggunakan istilah untuk ”Kerajaan” itu dengan “Kerajaan Surga”. Mungkin Matius memilih istilah “surga” sebagai pengganti Allah, sesuai dengan kebiasaan Yahudi yang enggan menyebut nama yang ilahi dengan sembarangan, sebagai upaya menjaga kekudusan nama Tuhan.

Kata ’basileia’ (kerajaan) ini sudah umum disepakati bahwa penggunaannya tidak hanya berarti meliputi suatu wilayah pemerintahan seorang raja saja, melainkan perbuatan atau aktivitas yang terjadi dalam suatu pemerintahan. Bukti yang paling jelas untuk hal ini dalam PB ialah “Doa Bapa Kami”, yang secara langsung menghubungkan kerajaan dengan perihal melaksanakan kehendak Allah. Ketika Yohanes dan Yesus memulai pelayanan mereka dengan memproklamirkan kerajaan itu, tentu mereka mengadakan perwujudan atau tindak lanjut Allah yang berdaulat di tengah-tengah manusia. Karena itu kita tidak boleh membuang sama sekali pemahaman tentang kerajaan sebagai suatu ruang lingkup tempat Allah mencurahkan berkat-berkat-Nya. Dengan cara pandangan seperti itu maka aktivitas kerajaan masa kini harus dimengerti dalam arti rohani, bukan secara materi. Keterangan mengenai aspek ganda dari kerajaan telah menimbulkan beraneka ragam penafsir, maka kita harus mengerti bahwa istilah kerajaan tidak menunjuk kepada penetapan suatu kerajaan politis Mesianis di muka bumi seperti yang dipahami oleh kaum Yahudi.

Latar Belakang Yahudi

Untuk memahami makna ”kerajaan” bagi orang-orang Yahudi, pertama-tama harus diperhatikan bahwa wawasan tentang “kerajaan” itu sendiri. Dalam Perjanjian Lama kata kerajaan ditemukan beberapa kali, antara lain:” TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu” (Mzm. 103:19); “ Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya” (Mzm.145:11-13; bnd 1 Taw. 29:11);” Sebab Tuhanlah yang empunya kerajaan, Dialah yang memerintah atas bangsa-bangsa” (Mzm. 22:28); “Betapa besarnya tanda-tanda-Nya dan betapa hebatnya mujizat-mujizat-Nya! Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang kekal dan pemerintahan-Nya turun-temurun!” (Dan. 4:3); “ Penyelamat-penyelamat akan naik ke atas gunung Sion untuk menghukumkan pegunungan Esau; maka Tuhanlah yang akan empunya kerajaan itu” (Ob. 1:21).

Lagipula tujuan berbagai ungkapan terhadap kerajaan seperti dikemukakan para nabi-nabi sejalan dengan pemikiran adanya suatu kerajaan Ilahi, karena bagi orang Yahudi sendiri, Allah dilukiskan sebagai Raja. Disini, yang dimaksud tidak saja terletak pada pemahaman apakah itu bermakna bahwa Allah dipahami sebagai pemerintah secara langsung atas Israel atau pemimpin yang diwakili para raja-raja yang kehadirannya dipahami sebagai perwakilan Allah dalam hidup mereka. Hal itu terlihat dalam pengungkapan, “TUHAN memerintah kekal selama-lamanya” (Kel. 15:18); “Ia menjadi raja di Yesyurun, ketika kepala-kepala bangsa datang berkumpul, yakni segala suku Israel bersama-sama” (Ul. 33:5); Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel” (Yes. 43:15) ataupun atas seluruh umat manusia, “Firman Raja yang namanya Tuhan semesta alam” (bnd Yer. 46:18). PL memberikan kesan bahwa Kerajaan Allah itu sudah ada dan juga masih akan datang. Memang Allah yang berdaulat itu memerintah berdasarkan hak dan kedaulatanNya sendiri, tetapi para nabi memandang pemerintahan itu juga ke depan, pada suatu masa di mana akan menjadi nyata kepada semua orang bahwa Allah memerintah di tengah umat-Nya (Yes. 24:23).

Meskipun gagasan kerajaan telah banyak dijumpai dalam PL, namun hakekat kerajaan itu sendiri tidak mudah diterangkan. Justru berbagai sumber yang dijumpai memperlihatkan adanya konsep pemulihan terhadap kerajaan Daud sebagai sarana yang digunakan Allah untuk menampilkan diri-Nya sebagai Raja Israel, Namun di sisi lain gagasan apokaliptik tentang adanya jenis kerajaan yang bersifat surgawi tidak diabaikan sama sekali (bnd. Daniel 7).

Beberapa kelompok masyarakat dalam komunitas Yahudi juga memberikan perhatian khusus terhadap kerajaan. Misalnya saja dalam konteks masyarakat Qumran, memiliki pendekatan yang hampir sama dengan gagasan apokaliptik itu. Mereka lebih memilih konsep pengharapan serupa untuk kerajaan itu. Dalam masa penggenapan eskatologis, mereka mengharapkan para malaikat turun dan bersatu dengan mereka dalam peperangan ”anak-anak terang” melawan musuh-musuh mereka ”anak-anak kegelapan” dan memberikan kemenangan kepada orang-orang Qumran atas semua orang, baik Yahudi atau bukan Yahudi.[1] Berbagai karakteristik yang ditampilkan masyarakat Qumran sejatinya memperlihatkan banyak kesamaan dengan kebiasaan Yohanes Pembaptis, antara lain cara hidup sehari-hari, penekanan kepada pertobatan, pengharapan terhadap kerajaan yang akan datang, dll. Sehingga ada dugaan kuat bahwa Yohanes mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan persekutuan Qumran.

Kaum Zelot memperlihatkan pendekatan yang lebih aktif terhadap kerajaan, mereka berpendapat aksi politik harus dilakukan sebagai pendahuluan dari kedatangan kerajaan itu dan mereka tidak ragu-ragu menggunakan kekerasan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pada abad pertama terjadi banyak hambatan yang berhubungan dengan gerakan ini. Seruan perang mereka untuk melawan kekuasaan penjajahan Romawi sangat berbeda dengan himbauan Yohanes untuk bertobat. Namun demikian tidaklah berarti motivasi kaum Zelot hanya bersifat politis sebab mereka menolak kekuatan-kekuatan yang berkuasa pada saat itu atas dasar bahwa Allah sajalah Raja mereka.

Pemberitaan Kerajaan

Dilihat dari posisi umat Yahudi, Yohanes Pembaptis merupakan penghubung antara masyarakat yang lama dengan yang baru. Pemberitaannya terkait dengan pemberitaan para nabi sebelumnya yang telah berabad-abad tidak lagi terdengar di tengah-tengah bangsa itu. Dalam perkembangan masyarakat Yahudi yang telah terbentuk dengan berbagai faksi itu, Yohanes memperlihatkan diri bukanlah sebagai penganut Yudaisme biasa sebab kedudukannya terpisah dari ahli Taurat dan orang Farisi. Kelompok pemimpin agama ini sangat berperan kuat dalam masyarakat Yahudi kala itu. Namun nada yang dilontarkannya bagi para pemimpin agama itu justru demikian keras sebab menyebutnya sebagai “keturunan ular beludak”. Amanat yang ia serukan adalah pertobatan sehubungan dengan kerajaan yang akan datang.

Bukti Kerajaan Masa Kini

Berbagai bukti dalam Injil Sinoptik yang memperlihatkan “kerajaan allah sudah dekat” antara lain, ketika Yesus memulai pelayanan-Nya memberitakan ”waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat”. “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (Mrk.1:15); ketika seorang sisembuhkan merupakan ciri kerajaan itu, “dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu” (Luk_10:9); terkait dengan perihal pemberitaan Injil, “Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat” (Luk_10:11); “Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat” (Luk_21:31). Hal ini tentu memberi kesan bahwa kedatangan Yesus merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dan akan segera terjadi. Markus mencantumkan pemberitaan itu pada permulaan riwayat pelayanan Yesus, maksudnya jelas bahwa pekerjaan Yesus dilihat sebagai perwujudan dari kerajaan itu.

Bukti Kerajaan Masa Depan

Ada banyak petunjuk dalam ucapan Yesus yang memperlihatkan bahwa Ia sering memikirkan masa depan pada waktu akhir zaman tiba. Gagasan ini mencapai puncak dalam ’Khotbah tentang akhir zaman’ yang tercantum dalam Matius 24-25, Markus 13, Lukas 21. Dalam pasal-pasal di atas menceritakan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, dengan puncaknya pada kedatangan Anak Manusia dalam kemuliaan, yang didahului dengan kesuraman dan penderitaan “Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya” (Markus 13:24); Yesus menyebut bahwa Ia tidak akan minum dari pokok anggur hingga kerajaan itu dinyatakan, “Akan tetapi Aku berkata kepadamu: mulai dari sekarang Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur ini sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku” (Matius 26:29; bnd. Markus 14:25; Lukas 22:18). Istilah ”pada hari” atau bisa juga digunakan dengan ”pada hari itu” jelas mengarah pada masa depan suatu masa yang akan terjadi kelak.

 

Masalah aspek ganda Kerajaan Allah

Berdasarkan penggunaan dua istilah terhadap kerjaraan itu, “sudah dekat” dan “akan datang” menjadi dua aspek yang tidak dapat dikaitkan. Jika demikian maka ada dijumpai dua pilihan, yaitu pengertian bahwa kerajaan itu akan terjadi di masa depan merupakan konsep yang benar dan tidak dapat dipersalahkan sesuai dengan konteks pemahaman dan percakapan kala itu.

Sementara pandangan yang lain yang berpatokan bahwa kerajaan itu sudah ada juga dilihat dalam konteks tertentu di zaman itu. Kalau salah satu dipakai dari kedua pilihan di atas salah satunya harus ditafsir ulang. Gagasan ”kerajaan masa kini” sangat didukung oleh pandangan teolog aliran liberal di sekitar abad ke 19-20. Aliran ini berupaya menampilkan Yesus sebagai manusia biasa dalam dunia ini. Bagi mereka semua keterangan mengenai kerajaan masa depan tidak relevan. Dalam pemikiran mereka tak ada tempat bagi Anak Manusia dan kerajaan-Nya pada akhir zaman. Mereka menghilangkan semua ayat PB yang mengarah pada hal itu serta segala ayat-ayat mengenai hal-hal adikodrati.

Peniadaan secara total terhadap pengajaran PB tentang masa depan ini membangkitkan reaksi dari aliran yang menekankan aspek eskatologis. Aliran eskatologis ini, yang dipimpin oleh J. Weiss (1892) dan A. Schweitzer (1906), lazim dikenal sebagai aliran “eskatologi konsisten”. Schweitzer dengan tegar berpendirian bahwa Yesus mengharapkan perwujudan kerajaan masa depan itu pada masa hidup-Nya dan bahwa Ia benar-benar kecewa pada waktu Ia dibawa ke pengadilan lalu disalibkan. Segala sesuatu diatur agar cocok dengan teori ini. Pengajaran etis lain misalnya, dipahami sebagai suatu yang interimsethik, yaitu suatu peraturan yang bersifat sementara menunggu ditegakkannya Kerajaan yang sesungguhnya di masa depan. Teori Schweitzer tak banyak mendapat dukungan yang sifatnya berat sebelah, tetapi penekanannya pada aspek eskatologis mempengaruhi Bultmann (1956, Jilid 1:hal 22), yang menganggap Yesus sebagai seorang nabi apokaliptik yang mengharapkan kedatangan kerajaan itu dengan segera. [2]

Di samping kedua pendapat ini ada pendapat yang bersifat menggabungkan kedua hal di atas yaitu: menurut E. Stauffer menyatakan bahwa aspek kini dan akan datang dapat digabungkan melalui suatu pendekatan baru terhadap waktu, yang ia temukan dalam pendekatan Kristen. Bagi dia pelayanan Kristus, merupakan serangan terhadap kerajaan kejahatan yang duniawi.Yang pasti terungkap pada masa kini, walaupun kerajaan kejahatan itu belum disingkirkan secara tuntas.

Aspek-aspek Kerajaan

Beberapa aspek yang menyoroti tujuan Kerajaan-Nya:

Bersifat teosentris (berpusat pada Allah)

Kerajaan Allah sebagaimana ditegaskan oleh Ridderbos, berasal semata-mata dari Allah dan merupakan penyataan kemuliaan Allah.

Bersifat Dinamis

Sesudah Yesus mengusir setan-setan oleh kuasa Allah, Ia menggambarkan bentuk kerajaan masa kini dalam bentuk perumpamaan. Dalam kerajaan itu seseorang yang lebih kuat mengalahkan seorang yang kuat dan lengkap serta bersenjata, “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya” (Lukas 11:20-22). Ini adalah suatu pemikiran pelayanan Yesus yang dinamis. Dimensi rohani yang benar dari misi Yesus bisa dipahami jika pekerjaan-Nya penuh kuasa menyingkirkan iblis.

Bersifat Mesianis

Penekanan yang bersifat mesianis nampak jelas dalam penuturan Lukas tentang kelahiran Yesus, pada saat malaikat memberitahukan tentang Yesus bahwa Ia akan disebut Anak Allah yang Maha Tinggi yang akan menduduki Tahta Daud dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan, (Luk. 1:32-33). Raja Mesias dinyatakan Matius dengan, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya (Mat. 16:28)” Selanjutnya identifikasi messianik itu dinyatakan dalam  ”Kerajaan Allah datang dengan kuasa,” Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa” (Mrk. 9:1)

Bersifat Keselamatan

Dengan datangnya Kerajaan-Nya, Allah memperlihatkan diri-Nya sebagai Raja yang secara aktif menjangkau umat-Nya untuk menyelamatkan dan untuk memberkati serta mengampuni dosa, Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: “Hai saudara, dosamu sudah diampuni. Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: “Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” (Lukas 5:20,21).

TEOLOGIA YOHANES

Kerajaan Allah

Dibandingkan dengan kitab-kitab Injil Sinoptik Injil Yohanes sangat sedikit berbicara tentang Kerajaan Allah. Dalam tukisannya hanya terdapat dua perikop di dalam Injil Yohanes yang berbicara tentang kerajaan,yaitu:Yohanes 3:3; dalam percakapan Yesus dengan Nikodemus. Kata-kata Yesus ”Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah,” dan ternyata ungkapan itu sangat membingungkan Nikodemus. Gagasan kelahiran kembali dipahaminya secara harfiah dan karena itu jelas pada awalnya hanya diterimanya dengan ragu. Tetapi jika ditilik lebih mendalam gagasan kerajaan sesungguhnya bukanlah sesuatu yang membingungkan. Kita tidak dapat menebak apa yang dipikirkan oleh Nikodemus tentang kerajaan kala itu. Ada kemungkinan pola pikir Nikodemus diselaraskan dengan kerajaan duniawi sebab hal itu sudah biasa bagi dia, apalagi kedudukannya sebagai pemimin agama di Israel. Sama seperti dalam Injil-injil Sinoptik lainnya gagasan tentang kerajaan itu dikemukakan tanpa penjelasan. Tetapi ayat ini melangkah lebih jauh dari kita-kitab Injil Sinoptik lain, sebab di sini dihubungkan ide ”keikutsertaan dalam kerajaan” dengan ”kelahiran kembali”. Sementara itu, dalam Yohanes 3:5, gagasan ini memunculkan syarat masuk kedalam Kerajaan Allah adalah “kelahiran kemabli”, dan harus dipahami bahwa ini bukanlah tindakan manusia melainkan suatu pekerjaan Ilahi bukan gagasan atau pekerjaan manusia. Kelahiran baru secara rohani nampaknya sangat diperlukan sebagai suatu syarat masuk Kerajaan Allah atau lebih tepatnya lagi bahwa kelahiran baru itu menjadi pintu masuk Kerajaan Allah”. Selain itu, dalam Yohanes 1:49, Kata Natanael kepada-Nya: “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” Natanael menghubungkan gelar ”Raja orang Israel” dengan ”Anak Allah” dan tampaknya kedua gelar itu di terima oleh Yesus tanpa protes. Apapun yang dimaksud oleh Natanael, bahwa Yesus adalah seorang raja rohani dan Ia akan memahami gelar itu dalam kerangka pengertian ini.

Perikop kedua dalam Yohanes 8:33 Pilatus dalam percakapannya dengan Yesus bertanya: ” Engku inikah Raja orang Yahudi?” pertanyaan ini mendorong Yesus untuk menegaskan bahwa Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini, Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini” (Yoh 18:36). Ia membedakan penafsiran Kerajaan Allah secara politis dan secara rohani. Yesus lebih lanjut mengakui bahwa Ia adalah seorang Raja. Ini jelas memperlihatkan suatu pandangan rohani tentang Kerajaan, yang sekaligus bersifat pribadi, yakni “kerajaan-Ku”

Dualisme Eskhatologis

Dalam Injil Yohanes muncul satu ketegangan antara eskatologi vertikal dan horizontal. Bultmann menafsirkan dualisme Yohanes sebagai dualisme Gnostik dan kosmologis, CH Dodd menafsirkannya berkenaan dengan dualisme platonis dimana, “hal-hal dan kejadian-kejadian dalam dunia ini berasal dari kenyataan apa yang mereka miliki dari ide-ide abadi yang diwujudkannya. Cullmann mempertahankan tesis bahwa teologi Yohanes harus dilihat dalam konteks sejarah penebusan. Di sini memperlihatkan bahwa pandangan Yohanes tentang keselamatan adalah vertikal, sekaligus horizontal. Yang vertikal menyatakan keunikan intervensi ilahi dalam Yesus; dan aspek horizontal membangun satu hubungan antara intervensi ini dengan sejarah keselamatan.

Mesias

Kata “Mesias” diambil dari bahasa Aram/Ibrani yang berarti “yang diurapi”. Pada awalnya ini menunjukkan raja yang sedang berkuasa pada kerajaan Israel Raya, terutama yang berasal dari dinasti Daud. Di dalam PL, ada kalanya istilah Mesias juga digunakan terhadap raja Israel (Kerajaan Utara) yang sedang memerintah. Lambat laun istilah Mesias digunakan pada Raja Keselamatan yang akan datang, sebagai pengharapan bangsa Israel dimasa depan. Dan raja yang dinanti-nantikan tersebut dikumandangkan sebagai keturunan Raja Daud, sesuai dengan nubuat nabi Natan dalam II Samuel 7.[3]

Dalam pemikiran Yahudi kontemporer, Mesias (Kristus) dipahami sebagai Anak Daud yang diurapi, yang secara ilahi diberkati, yang akan menghancurkan pemerintahan kafir yang sangat dibenci tersebut, dan membebaskan umat Allah. Dalam pemikiran Yahudi kontemporer, Mesias (Kristus) dipahami sebagai anak Daud yang diurapi, yang secara ilahi diberkati, yang akan menghancurkan pemerintahan kafir yang dibenci itu, dan membebaskan umat Allah. Di seluruh Injil Yohanes dengan dua perkecualian,” sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.” (1:17); dan “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” (Yoh.17:3). Kristus dipakai sebagai satu sebutan, dan bukan satu nama biasa; dan perkecualian yang pertama adalah suatu salah penempatan yang sah. Mengenai hal ini Injil benar-benar menyatakan latar belakang Yahudinya. Injil ditulis bukan supaya manusia percaya kepada Yesus Kristus, tetapi supaya manusia percaya bahwa Yesus adalah Kristus.

Yesus adalah Mesias dalam pengertian bahwa Ia memenuhi pengharapan Perjanjian Lama mengenai kedatangan seorang pelepas, “Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret” (Yoh. 1:45). Mesias diharapkan tetap tersembunyi sampai muncul dengan tiba-tiba, ” Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya” (Yoh. 7:27), tetapi Yesus adalah seorang tokoh yang terkenal. Ketika Yesus membicarakan kematian-Nya yang sudah dekat, orang-orang Yahudi menjawab Dia dengan mengatakan, “Kami telah mendengar dari hukum Taurat bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya” (Yoh. 12:34). Dengan mengutip kata-kata ini, Yohanes tidak merujuk kepada nubuat tertentu, tetapi kepada cara orang Yahudi menafsirkan Perjanjian Lama, hal itu dapat dibandingkan dengan “Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes. 9:6). Itu bertentangan berkenaan dengan Mesias yang akan mati, karena misi-Nya adalah untuk memerintah dalam kerajaan Allah yang kekal (Yes. 53-54).

Anak Ilahi

Kesadaran Yesus akan keilahian-Nya dinyatakan dalam ungkapan-ungkapan tentang kesatuan-Nya dengan Bapa. Ha itu seperti yang telah dibahas sebelumnya, terutama dalam ungkapan-ungkapan “Akulah”. Ungkapan seperti ini muncul dalam dua bentuk; “Akulah” dengan predikat, dan dalam bentuk absolut, misalnya “Akulah roti hidup” (Yoh. 6:35); “Akulah terang dunia” (Yoh. 8:12); “Akulah pintu ke domba-domba itu” (Yoh. 10:7); “Akulah gembala yang baik” (Yoh. 10:11); “Akulah kebangkitan dan hidup” (Yoh. 11:25); “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh. 14:6); “Akulah pokok anggur yang benar (Yoh. 15:1). Sesungguhnya Yohanes memberitakan keilahian Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang kekal dan sekaligus membedakan antara Anak dengan Bapa lebih tegas dan lebih bersungguh-sungguh dibandingkan dengan penulis-penulis Perjanjian Baru yang lain.

Anak Manusia

Dalam Injil Sinoptis, ungkapan “Anak Manusia” adalah satu ucapan yang hanya dipakai oleh Yesus sendiri. Anak Manusia adalah makhluk surgawi supranatural yang telah datang ke dunia dengan kemuliaan apokaliptis; bagaimana Ia dapat berada di antara manusia sehingga orang percaya kepada-Nya. Dari perdebatan yang terus-menerus dalam banyak tulisan yang telah umum maka terdapat lima pengertian yang mungkin untuk penggunaan gelar Anak Manusia: 1) Sebutan-sebutan Anak Manusia dalam setiap kategori mungkin asli, karena hal tersebut memperlihatkan pandangan Yesus sendiri mengenai identitas-Nya; 2) Semua sebutan Anak Manusia merupakan gelar yang diberikan oleh masyarakat Kristen dan tidak mencerminkan pandangan Yesus mengenai diri-Nya sendiri; 3) Hanya sebutan-sebutan Anak Manusia yang mengarah pada masa yang akan datang saja yang dapat dipercaya, tetapi sebutan-sebutan ini mengenai seseorang yang bukan Yesus; 4) Hanya sebutan-sebutan Anak Manusia yang ditujukan pada masa yang akan datang saja yang dapat dipercayai, tetapi Yesus menganggap diri-Nya sebagai Anak manusia sorgawi yang akan dinyatakan pada penyempurnaan masa ini; 5) Sebutan-sebutan Anak Manusia yang mengarah pada kehidupan Yesus di dunia saja yang dapat dipercayai. [4]

Misi Anak

Sebagai Anak Allah, Yesus ditunjuk untuk mengenapi suatu misi ilahi. Unsur yang paling sering diulangi dalam misi ini ialah untuk menjadi perantara kehidupan kepada manusia. [5] Anak itu memiliki kuasa yang sama dengan Bapa untuk memberikan hidup, “Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya” (Yoh.5:21). Sebagaimana Bapa memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga Ia telah memberikan kepada Anak untuk memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri, “Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri” (Yoh. 5:26). Itulah sebabnya iman dalam Yesus sebagai Anak Allah memberi kepemilikan hidup yang kekal, “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya” (Yoh. 3:35; bnd. 6:40, 47; 10:10). Bahkan Yesus mengatakan “Akulah kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25). Ia memiliki kuasa atas segala yang hidup, untuk memberikan hidup yang kekal kepada semua yang berkenan kepada Bapa, “Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya” (Yoh. 17:2).

Sebagai Anak Yesus juga menjalankan hukuman bagi mereka yang menolak Dia. Sebagai Hakim, Ia telah mengambil tempat Allah sendiri. “Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Anak” (5:22-23).

Yesus sepenuhnya menyadari bahwa tujuan misi-Nya adalah kematian-Nya di atas kayu salib. Tekanan pada kenaikan Anak Manusia itu, pada saat pemuliaan-Nya dan pada kesadaran Yesus bahwa karya-Nya di bumi dipusatkan pada “saat” yang sudah ditentukan bagi-Nya, “Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.”” (Yoh. 2:4; bnd. 12:23,27; 13:1; 17:1) bersamaan dengan pernyataan-pernyataan lain, secara eksplisit menunjukkan bahwa kematian itu adalah inti dan puncak dari misi-Nya. “Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;…Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku” (Yoh. 10:11,15).

TEOLOGI PAULUS

Bagi Paulus tema tentang kerajaan Allah tidak begitu menonjol seperti penggunaan Injil Sinoptik bagi Yesus. Pada surat-surat Paulus gagasan ini lebih bersifat tersirat dari pada tersurat secara khusus. Kerajaan itu tidak diterangkan maksudnya, walaupun disebutkan syarat-syarat yang ditetapkan untuk memasuki kerajaan itu. Paulus mengartikan kerajaan bukan soal makanan dan minuman, melainkan soal kebenaran dengan damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus, Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm. 14:17). Ini jelas merupakan koreksi terhadap orang-orang yang keliru membayangkan kerajaan itu berhubungan dengan soal pantangan-pantangan makanan. Dalam surat kepada jemaat Korintus dengan jelas dikatakan , Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa (1 Kor. 4:20). Di sini, Paulus menolak pemahaman bahwa kerajaan adalah soal perkataan, dan hal ini menentang pendapat orang-orang yang bersandar pada kefasihan berbicara.

Aspek lain dari pengajaran Paulus tentang kerajaan, walaupun tak seluas yang dapat kita harapkan, ialah penekanannya yang kuat akan ketuhanan Kristus. Gagasan mengenai pemberlakukan ketuhanan ini sangat mirip dengan gagasan kekuasaan dinamis yang terlihat dalam pengajaran Yesus. Dalam uraian Paulus mengenai tema ketuhanan terdapat banyak gagasan yang sama dengan pengajaran Yesus. Hal ini merupakan salah satu petunjuk lain mengenai hubungan yang erat antara pribadi dan misi Kristus dalam pengajaran PB.

Yesus adalah Mesias

Untuk melihat lebih dalam pandangan paulus terhadap kerajaan maka tidak dapt dilepaskan pada konsep kristilogi itu sendiri. Tak dapat disangkal bahwa bagi Paulus, pribadi yang telah bangkit dari kematian, dan diangkat ke surga, dan sekarang memerintah sebagai Mesias di sebelah kanan Allah itu adalah Yesus dari Nazaret. Paulus sangat mengenal tradisi tentang kehidupan Yesus, “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” (1 Kor. 11:23). Meskipun ada kesadaran bahwa Paulus sendiri tidak pernah hidup bersama Yesus dalamkonteks sejarah, namun pemahamannya terhadap Yesus yang telah dimuliakan itu dan dengan pimpinan Roh, ia mampu menarik implikasi-implikasi dari pribadi Yesus yang ilahi ini.

Kerygma Paulus pada dasarnya sama dengan Yesus, yakni di dalam pribadi dan misi Yesus itu, Allah telah melawat umat manusia untuk membawa keselamatan mesianik kepada mereka.

Yesus Tuhan

Inti dari pemberitaan Paulus adalah ketuhanan Kristus, “Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus” (2 Kor. 4:5). Pentingnya pengakuan ini dalam gereja dan orang percaya diperlihatkan Paulus dengan jelas dalam perkataan “tidak ada seorangpun yang dapat mengaku “Yesus adalah Tuhan, selain oleh Roh Kudus” (1 Kor. 12:3). Yang dimaksudkannya adalah bahwa pengakuan yang tulus atas kepercayaan Kristen ini menunjukkan bahwa orang yang mengucapkan itu hanyalah orang yang digerakkan oleh Roh Kudus, inilah tanda yang yang paling jelas dari seorang Kristen; pengakuan ketuhanan Kristus.

Kata Kyrios adalah sebutan yang diberikan kepada Yesus yang menyangkut fungsi-fungsi keilahian-Nya. Jika pengakuan terhadap ketuhanan Yesus berarti keselamatan (Rm. 10:9), maka latar belakangnya adalah konsep Perjanjian Lama sendiri, apalagi jika dikaitkan dengan nama YHWH “TUHAN yang menyelamatkan”. Pandangan ini ditegaskan Paulus sendiri ketika ia mengutip Yoel 2:32 “sebab barangsiapa berseru kepada Tuhan akan diselamatkan” (Rm. 10:13). Jadi kita melihat bahwa hari Tuhan, “orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan” (1 Kor. 5:5) telah menjadi hari Tuhan Yesus, “seperti yang telah kamu pahamkan sebagiannya dari kami, yaitu bahwa pada hari Tuhan Yesus kamu akan bermegah atas kami seperti kami juga akan bermegah atas kamu” ( 2 Kor. 1:14), hari Tuhan Yesus Kristus, “Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus” ( 1Kor. 1:8) bahkan hari Kristus, “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” ( Flp. 1:6). Sebagai Tuhan, Kristus yang telah dimuliakan itu menjalankan hak prerogratif Allah. Dengan cara demikian kursi pengadilan Allah, “Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah” (Rm. 14:10) berarti juga sebagaikursi pengadilan Kristus, “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”(2 Kor. 5:10). Allah akan menghakimi dunia melalui Kristus, “Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus” (Rm. 2:16); dan Allah memerintah dunia melalui Tuhan yang telah dimuliakan.

Yesus adalah Manusia

Paulus bukan hanya memberikan pernyataan-pernyataan yang paling kuat tentang keilahian Kristus, ia juga menekankan kemanusiaan Kristus. Kristus dilahirkan melalui seorang perempuan, “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat” (Gal. 4:4). Kristus secara fisik adalah keturunan Daud, “tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud” (Rm. 1:3).

Yesus adalah Adam yang Terakhir

Paulus berbicara tentang Kristus sebagai penggenapan Adam yang pertama. Oleh Adam yang pertama dosa masuk dan membinasakan dunia, namun oleh Kristus dosa dikalahkan, Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang (Rom. 5:14). Paulus menggambarkan kasih karunia Allah di dalam Kritus yang telah mengampuni manusia oleh pelanggaran Adam, Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus (Rom. 5:15). Adam yang pertama dipertentangkan dengan Adam kedua karena yang pertama membawa kepada kematian sementara yang kedua menghidupkan, Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1 Kor. 15:22). Paulus memperlihatkan bahwa Kristus adalah “Adam yang terakhir”   “seperti ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi mahkluk yang hidup”, tetapi Adam yang akhir menjadi Roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari surga” ( 1 Kor. 15:45-47).

Keselamatan

Doktrin Paulus tentang soteriologi berpusat pada anugerah Allah. Allah yang berinisiatif dalam menyelamatkan manusia berdasarkan anugerah-Nya semata-mata. Karya penebusan Kristus memuaskan keadilan Allah dan membebaskan manusia dari ikatan dosa dan menyatakan pembenaran yang legal bagi orang percaya.

Pengampuan. “Pada waktu Allah mengampuni pelanggaran-pelanggaran kita, Ia melakukannya berdasarkan anugerah-Nya (Kol. 2:13). Diampuni χαρισαμενος (Yun) dari kata khariszomai yang berarti “menganugerahkan berdasarkan kemurahan, memberikan dengan murah hati, mengampuni berdasarkan anugerah”.

Penebusan. Kata penebusan apolutrosis (Yun) adalah istilah yang secara khusus dipakai oleh Paulus. Penebusan berarti membebaskan dengan cara pembayaran dengan suatu harga tertentu. Latar belakang istilah ini dipakai berhubungan dengan pasar budak Romawi, dimana seorang budak dipasarkan dan pembeli membayar harga yang seharusnya untuk membebaskan budak itu.

Pendamaian. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya (Rm. 3:25). Kata ini dari bahasa (Yun. hilasterion) berarti mengalihkan, memindahkan, atau mendamaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Kristus sepenuhnya memenuhi dan memuaskan tuntutan dari kebenaran dan kekudusan Allah.

Justifikasi. Justifikasi merupakan tindakan legal dimana Allah menyatakan bahwa orang berdosa yang percaya dibenarkan darah Kristus. Arti dasar dari justifikasi adalah “mendeklarasikan benar.”

Eskatologi

Paulus telah mengadakan modifikasi radikal terhadap pemahamannya tentang dualisme tentang waktu itu. Berdasarkan karya yang telah dilaksanakan Allah dalam misi historis Yesus, perbedaan antara kedua masa itu tidal lagi utuh. Sebaliknya, berkat-berkat penebusan yang telah diterima manusia melalui kematian dan kebangkitan Yesus dan pemberian Roh Kudus terlihat sebagai peristiwa eskatologis. Orang yang telah mengalami pembenaran telah berdiri menghadap pengadilan eskatologis pada masa yang akan datang dan dinyatakn bebas dari segala kesalahan karena kematian Kristus.

Selanjutnya, karena orang percaya masih hidup pada zaman yang lama, maka hidup baru orang percaya itu masih pengalaman yang kabur. Ia memang telah dilepaskan dari kuasanya, namu masih harus hidup terus sampai masa ini, walaupun ia tidak lagi menjadi serupa dengan dunia ini, Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Rm. 12:1-2).

Dalam perjanjian Lama “Haru Tuhan” dapat menunjukkan hari dalam historis masa depa yang akan segera terjadi ketika Allah melwat umat-Nya dalam penghukuman, “Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN! Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu? Hari itu kegelapan, bukan terang!(Ams. 5:18); “Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan(Yes. 2:12 dst). Istilah ini juga menunjukkan lawatan akhir Allah ketika Ia mendirikan kerajaan-Nya di dunia dan membawa keselamatan kepada umat-Nya yang setia dan hukuman kepada yang jahat (Zef. 1:14 dst; Yl. 3:14). Dalam Perjanjian Baru istilah ini menjadi ungkapan teknis tentang hari Allah melawat dunia untuk mengakhiri masa ini dan menghabiskan masa yang akan datang. Istilah ini tidak dapat diartikan sebagai suatub hari dalam kalender, melainkan sebagai periode lawatan penebusan akhir dari Allah di dalam Kristus.

Paulus menggunakan tiga istilah untuk menjelaskan kedatangan Tuhan. Pertaman adalah parousia yang berarti “kehadiran” (Flp. 2:2) dan “kedatangan” (1 Kor. 16:17; 2 Kor. 7:7). Sejak kenaikan-Nya Kristus digambarkan duduk disebelah kanan Allah di surga. Ia akan melawat bumi kembali dalam kehadiran-Nya secara pribadi (Kis. 1:11) pada akhir zaman (Mat. 24:3) dalam kuasa kemuliaan (Mat. 24:27) untuk membangkitkan orang-orang mati dalam Kristus (1 Kor. 15:23) untuk mengumpulkan umat bagi diri-Nya ( 2 Tel. 2:1), dan untuk menghancurkan kejahatan ( 2 Tel. 2:8).

Kedatangan Kritus juga akan menjadi suatu apokalypsis, satu “pengungkapan: ata “penyataan”. Kuasa dan kemuliaan yang dimilki-Nya berdasarkan pengangkatan-Nya dan bagian-Nya di surga harus diungkapkan kepada dunia. Kristus telah ditinggikan melalui kebangkitan dan pengangkatan-Nya kesebekah kanan Allah Bapa.

Istilah yang ketiga adalah epihanea yang berarti “penampakan” dan menunjukkan kedatangan Kristus yang kelihatan. Walaupun istilah ini terbatas pada surat-surat pastoral, Paulus menyatakan kepada orang-orang Tesalonika bahwa Kristus akan membunuh si pendurhakan dengan nafas mulut-Nya dan membinasakannya “dengan epiphanea parousia-Nya. (2 Tel. 2:8). Kedatangan Tuhan itu bukan rahasia atau peristiwa yang tersembunyi, melainkan merupakan terobosan kemuliaan Allah dalam sejarah.

Peristiwa lain yang disebutkan Paulus dan berkaitan dengan dengan penggenapan adalah keselamatan Israel. Kebenaran ini diuraikan Paulus dalam Rm. 9:11. Penolakan terhadap Kristus oleh Israel dan kejatuhan yang mengikutinya bukan sekedar kecelakaan dalam sejarah, melainkan merupakan factor dalam tujuan penebusan Allah. Bahkan dalam penolakan Israel ini, Allah mempunyai maksud agar dengan kejatuhan Israel, keselamatan dapat datang kepada bangsa bukan Yahudi (Rm. 11:11).

Dalam pernyataan ini tercakup teologi Paulus tentang keselamatan Israel pada masa yang akan datang. Jika kejatuhan Israel telah membawa keselamatan kepada orang-orang bukan Yahudi, betapa besarnya keselamatan yang akan datang kepada dunia bukan Yahudi jika “kepenuhan” yakni keselamatan Israel yang penuh itu datang.

Israel masih merupakan umat terpilih. Mereka masih merupakan objek perhatian Allah yang khusus dan mereka masih digunakan menjadi alat keselamatan. Umat Israel tetap merupakan umat yang “kudus” umat yang telah ditetapkan Allah bagi tujuan penebusan-Nya dalan dunia. Tujuan masa depan ini dikemukakan dalam kalimat berikut “sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain daripada hidup dari antara orang mati?” (ayat 15).

Bagian-Bagian Lain Dalam PB

Dalam Kisah Para Rasul Kerajaan disebutkan beberapa kali sebagai pokok pemberitaan dan kesaksian (mis Kis 19:8; 20:25; 28:23). Kisah Para Rasul 19:8, Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah, disusul dengan ungkapan ”Firman Tuhan” dalam Kis. 19:10. Ungkapan ”Kerajaan Allah” rupanya keduanya adalah sinonim. Demikian pula dengan Kis. 20:24-25, pesan Paulus kepada para penatua di Efesus, Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah (25). Di sini Paulus menggunakan istilah “Kerajaan” yang disejajarkan dengan ”Injil Kasih Karunia Allah”.

Dalam surat Ibrani para pembaca dihimbau agar bersyukur karena mereka telah menerima kerajaan yang tak tergoncangkan. Ini menyatakan suatu pengalaman masa kini dan pengharapan bagi masa depan, Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut (Ibrani 12:28).

Surat Yakobus menyebutkan tentang orang-orang yang ”kaya dalam iman dan menjadi ahli waris kerajaan yang sudah dijanjikan-Nya kepada barang siapa yang mengasihi Dia, Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia? (Yak 2:5).

Dalam 2 Petrus 1:11, Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Di sini Petrus memperlihatkan keterangan mengenai ”hak penuh untuk memasuki kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruslamat kita, Yesus Kristus”

Dalam Wahyu 1:6, dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, –bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Ditegaskan bahwa Yesus telah membuat kita menjadi sebuah kerajaan, yaitu mereka yang dibebaskan dari dosa oleh Darah-Nya. Dalam Wahyu 1:9 Yohanes menyebut diri ”sekutumu (yaitu para pembacanya) dalam kesusahan, dalam kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus”.

Umat AllahWarga Kerajaan

Yesus dengan jelas menyangkal anggapan bahwa warga Kerajaan itu mencakup seluruh umat manusia. Ini berarti bahwa ada cara pemilihan yang dijalankan yaitu dibatasi pada mereka yang memperlihatkan sifat-sifat tertentu seperti misalnya: kelemah lembutan, kemurahan hati, dan kesucian hati (Mat. 3:5-11), sifat-sifat yang tentu saja tidak terdapat secara alamiah pada semua orang. Bahkan dalam Ucapan Bahagia, umat kerajaan yang disebut jelas dialamatkan kepada orang yang disapa sebagai terang dunia.

Seorang pengikut Yesus harus mengembangkan nilai-nilai yang sama sekali baru, yang menganggap hal memperoleh dunia sebagai tidak penting dibandingkan dengan kehilangan nyawa demi Yesus. Penyerahan itu menjadi begitu total, sampai-sampai keistimewaaan kepada Yesus dan kerajaan-Nya lebih penting daripada semua ikatan kekeluargaan (Mat.10:37). Yesus tidak mengijinkan kompromi apapun, Yesus menuntut sambutan yang sungguh-sungguh terhadap Kerajaan itu sebagai prasyarat untuk memasukinya.

Perumpamaan tentang domba dan kambing (Mat. 25:31-46) dikatakan bahwa Kerajaan disediakan bagi mereka telah menerima tanggung jawab sosial dan memperlihatkan belas kasihan kepada orang miskin, yang telanjang, terpenjara, dan tuna wisma. Ini berarti bahwa pekerjaan-pekerjaan yang didorong belas kasihan merupakan semacam (surat jalan) yang memberikan hak masuk ke dalam Kerajaan. Dikemukakan disitu bukanlah syarat masuk, melainkan watak yang harus ada pada Umat Allah yang menjadi warga Kerajaan itu, karena Kerajaan itu adalah persekutuan orang-orang yang memperdulikan orang lain sama seperti diri mereka sendiri.

NILAI KERAJAAN URAIAN
NILAI KERAJAAN:

HUKUM UTAMA

Markus 12:33-34 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.”

Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

NILAI KERAJAAN:

KESUCIAN

Markus 9:47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka
NILAI KERAJAAN:

PENGAMPUNAN

Matius 18
Yesus jarang sekali memakai Allah sebagai raja, namun terkonsentrasi pada tampilnya Ia sebagai Hakim. Matius 21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka: “Yang terakhir.” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.

Matius 5:3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

19:14 Tetapi Yesus berkata: “Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.”

19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

19:23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga

NILAI KERAJAAN: DIPROKLAMASIKAN DENGAN KESEMBUHAN 9:2 Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang,

4:18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku

NILAI KERAJAAN ALLAH: IMANEN 4:7 Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!

11:20 Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya:

NILAI KERAJAAN ALLAH: TIDAK SEMUA DINYATAKAN – DISADARI Mat 13

1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.

NILAI KERAJAAN ALLAH: AKAN DINYATAKAN DALAM PENGHAKIMAN Memisahkan domba dengan kambing

6:9 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

6:10 pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah

NILAI KERAJAAN ALLAH: YESUS MENJADI RAJA
NILAI KERAJAAN ALLAH: KERAJAANNYA DI SORGA LUKAS 17-20
16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”

18:36 Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.”

NILAI KERAJAAN ALLAH: KERAJAAN YANG LAIN LEBIH DARI SEKEDAR KEPEMILIKAN MATERI 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

18:29 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya,

NILAI KERAJAAN ALLAH: YANG LAIN – KERAJAAN MEMBUTUHKAN KITA 9:62 Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”

14:22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

NILAI KERAJAAN ALLAH: KERAJAAN DAN BAPTISAN GEREJA 3:5 Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah

8:12 Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan

NILAI KERAJAAN ALLAH: GEREJA MENYAKSIKAN PENGANGKATAN 19:8 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.

12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut

NILAI KERAJAAN ALLAH SECARA KESELURUHAN Kerajaan dikondisikan sebagai kerajaan universal sekarang dan yang akan datang – bandingkan dengan Filipi

Buku Pendukung

George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru 1, (Bandung; Yayasan Kalam Hidup, 1999)

Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta; BPK Gunung Mulia, 1995)

___________,Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta; BPK Gunung Mulia, 1995)

Paul Ends, The Moody Handbook of Theology, (Malang: SAAT,2004)

S.M. Siahaan, Pengharapan Mesias Dalam PL, (Jakarta; BPK Gunung Mulia, 1991)

[1] George Eldon Ladd, Teologi Perjanjian Baru 1, (Bandung; Yayasan Kalam Hidup, 1999), hlm. 78-79.

[2] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2, (Jakarta; BPK Gunung Mulia, 1995), hlm. 30-31.

[3] S.M. Siahaan, Pengharapan Mesias Dalam PL, (Jakarta; BPK Gunung Mulia, 1991), Hlm. 3-4.

[4] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta; BPK Gunung Mulia, 1995), hlm. 305

Senat Mahasiswa

Laporan Pertanggung Jawaban

Senat Mahasiswa

Periorde 2014

 

SENAT MAHASISWA

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA BETHEL INDONESIA

(STT Bethel Indonesia)

Jl. Petamburan IV No.5 Rt. 001/004, Jakarta Pusat 10260 – Telp. (021) 5344979, 53679464, 53679427, Fax. 53677528, E-mail: itki-jakarta@cbn.net.id

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Latar Belakang
  1. Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena senat mahasiswa periorde 2014 berjalan dengan baik. Pada laporan pertanggung jawaban ini akan memuat semua hasil dan pencapaian senat mahasiswa. Saya, Yehuda Stephanus Solaiman mengucap syukur dan berterima kasih untuk Ketua STTBI (Dr. Gernaida Pakpahan) serta seluruh petinggi STTBI. Saya menghanturkan rasa terima kasih mendalam kepada PUKET III (Dr. Apin Millitia C) dan KaProdi Teologi (Amos Hosea M.Th) yang selalu memotivasi kami sehingga semua program yang dicanangkan dapat berjalan dengan baik.
  • Tujuan Senat Mahasiswa

Tujuan dari senat mahasiswa ini tentunya haruslah jelas agar komunitas ini tidak menyimpang dan tepat pada sasaran. Jika ditinjau dari namanya, maka alangkah baiknya jika tujuan dari komunitas ini adalah agar para mahasiswa prodi Teologia dan PAK diperlengkapi dengan keteguhan iman dan juga perbekalan keterampilan untuk diaplikasikan di lading pelayanan. Dasar dari semua ini adalah untuk mencapai dan mendukung tujuan bersama sesuai dengan tujuan dari PUKET 3 : (4P)

  1. Pembapaan
  2. Pembinaan
  3. Pelatihan
  4. Pendampingan
  5.  
  • Goal Setting
  1. Target dalam jangka enam bulan ke depan adalah mendukung visi dan misi STTBI (Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia). Adapun hal itu terwujud dengan pembentukan nilai-nilai dalam diri mahasiswa. Nilai-Nilai tersebut dijabarkan sebagai berikut :
  • Memiliki Karakter Kristus (memiliki keterampilan dalam pelayanan)
  • Menjadi teladan bagi sesama mahasiswa.
  • Menjadi sukses, yaitu menjadi mahasiswa teologi dan PAK yang unggul

 

BAB II

ISI

  • Misi
  • Memperbaiki sistem organisasi Senat Mahasiswa
  • Membuat struktur organisasi yang jelas dan efektif
  • Membuat sistem komunikasi yang efektif antar senat dan antar mahasiswa (Jarkom).
  • Menetapkan SOP yang efektif dan efisien
  • Mengadakan doa dan puasa bersama
  • Memperbaiki sistem ibadah mingguan Senat Mahasiswa
  • Membuat program-program baru dalam Chapel yang tidak monoton pada hari rabu.
  • Mengadakan kerjasama antara dosen (terutama dosen PA) dengan mahasiswa.
  • Mensurvei minat mahasiswa yang nantinya akan diadakan kerja sama dengan senat untuk membentuk wadah estrakulikuler.
  • Mencari kesempatan untuk melakukan program-program secara outdoor atau di luar kampus (misalnya di gereja lain atau di tempat lain untuk variasi tempat).
  • Mengadakan fellowship dengan pujian penyembahan, pemberitaan firman, dan juga perkumpulan dengan acara makan-makan untuk mempererat tali persaudaraan
  • Membuat kelompok-kelompok musik dan dijadwalkan untuk satu bulan ke depan.
  • Menetapkan anggota-anggota senat mahasiswa yang satu visi dan berkompeten
  • Menetapkan tujuan dari Senat Mahasiswa yang jelas
  • Menetapkan standard atau nilai-nilai yang menjadi tolak dasar untuk menjadi panitia Senat Mahasiswa
  • Bekerja dibawah pengawasan PUKET III yang bertanggung jawab, dan kompeten untuk membimbing para mahasiswa Teologia
  •  
  • Standarisasi pemilihan kepala divisi Senat Mahasiswa :
  • Memiliki karakter dan nilai yang baik agar dapat membagi waktu
  • Memiliki waktu lebih dan bersedia di interview (mengenai penilaian karakter)
  • Visi

Menjadi organisasi unggul dalam pengetahuan, iman dan karakter yang seperti Kristus

 

  • Motto :Knowledge, Faith, Character
    1.  
    2. KFC
  • POAC function
  • Planning
  • Rencana untuk mencapai visi dan tujuan dari Senat Mahasiswa adalah dengan menjalankan misi dan strategi dengan seksama dan efektif; namun tetap terbuka akan ide-ide segar lainnya yang lebih baik bagi perkembangan ke depan.
  • Organizing
  • Menetapkan anggota-anggota dalam organisasi “the right man in the right place”.
  • Menetapkan PIC bagi setiap divisi sehingga lebih mudah dalam mendelegasikan tugas.
  • Menetapkan seorang atau dua orang Pembina (lebih baik dosen) yang mampu membina para panitia dan juga ketua dalam memimpin COF
  • Actuating
  • Agar seluruh rencana dan strategi dapat terlaksana, maka ketua dan wakil ketua harus turun langsung untuk memantau situasi di lapangan, memilih dan membina para anggota senat mahasiswa dengan baik dan alkitabiah, dan berani menegur anggota yang salah di lapangan, memperbaiki dan juga bertanggung jawab akan kesalahan yang telah diperbuat.
  • Controlling
  • Dengan mengadakan pertemuan bulanan untuk mengevaluasi kinerja anggota bulan itu
  • Adakan fellowship bersama para anggota panitia dan dosen Pembina
  • Mengundang PUKET III ke dalam meeting bulanan

SWOT Analisis :

  • Strength
  • Perencana mempunyai rencana yang matang dan akan didiskusikan dengan rekan dan pembimbing
  • Perencana mempunyai pengalaman dalam bidang organisasi, khususnya organisasi dan administrasi gereja
  • Para perencana dan rekan cukup diakui dikalangan 2011, maka, mendapatkan dukungan yang cukup dari angkatan Teologia dan PAK 2011
  • Weakness
  • Perencana dan rekan masih cenderung muda dalam kategori umur; maka harus bekerja 2x lebih keras untuk dapat didengar oleh orang lain yang lebih tua
  • Perencana dan rekan merupakan orang luar asrama; membuat mereka menjadi lebih susah untuk mempraktikan dan menebarkan benih rencana ini kepada mahasiswa lainnya yang kebanyakan orang dalam asrama (cenderung terjadi kesenjangan antara orang dalam dengan luar asrama).
  • Opportunity
  • Kesempatan besar bagi perencana karena sudah pernah termasuk dalam Senat Mahasiswa. Senat Mahasiswa kurang teratur dengan baik dan tidak mempunyai program yang benar-benar menolong dan membekali para mahasiswa
  • Kesempatan bagi perencana dan rekan untuk dapat melakukan meeting dengan dosen pembimbing agar dapat mengajukan dan mendiskusikan proposal perencanaan ini bagi perkembangan Senat Mahasiswa.
  • Threat
  • Kebanyakan mahasiswa sudah hampir padam apinya (malas) untuk mengikuti ibadah-ibadah seperti Senat Mahasiswa, dan hal ini membuat lebih sulit bagi perencana untuk menarik kembali.
  • Adanya kemungkinan perlawanan dari mahasiswa tingkat atas yang lebih tinggi terhadap perencana dan rekan karena perencana dan rekan merupakan orang luar asrama.
  • Struktur  
    1. Terlampir pada halaman tabel
  • JOB DESCRIPTIONDivisi I, yang tentu saja mengatur kedisiplinan siswa dan ketertiban mereka dalam suatu nafas yang harmonis dan dinamis dalam perbedaan yang ada dalam setiap sisi lingkungan kehidupan siswa dan masyarakat. Membuat pengaturan khusus mengenai sistem merit yaitu sistem yang mengatur dan mengendalikan mahasiswa yang melanggar peraturan kampus. Membuat dan memastikan jadwal khusus mahasiswa dengan dosen PA.DIVISI ROHANI (PIC : Rhema Shallom, Jessy) Divisi III, pada umumnya mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan mengkomunikasikan program kerja Senat Mahasiswa kepada kelas-kelas. Hal ini juga mencakup mengkordinir rapat perwakilan kelas, administrasi dan pengorganisasian jadwal kegiatan Senat Mahasiswa dengan pihak administrator sekolah. Pembuatan dan Penyelenggaraan majalah dinding (Mading) yang berguna untuk meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam hal tulis menulis. Mengenalkan Seminari Bethel melalui hubungan eksternal dengan kampus-kampus lain. Melaksanakan Diskusi Mahasiswa dengan STT lainnya di Jakarta. Mewakili Senat Mahasiswa dalam hal eskternal
  1. DIVISI HUMAS (PIC : Boarnega Sahaduta)
  2. Divisi II mengurus secara khusus keagamaan dan kedekatan mahasiswa dengan Allah. Divisi ini membawahi subDivisi keagamaan, Divisi II memegang peranan penting dalam mengkoordinir kegiatan spiritual siswa. Divisi rohani menjalankan kegiatan chapel dan memperbaiki tata cara chapel yang sudah berlangsung selama ini. Divisi Rohani juga mengadakan Training Musik yang sudah dicanangkan melalui kerja sama Chic’s Music dan PAHAT. Mempersiapkan pelaksanaan tim kecil untuk mengurus retreat.
  3.  
  4. DIVISI PENDIDIKAN (PIC : Gideon Sanjaya)

DIVISI PENGEMBANGAN (PIC : Astrid, Yefta Pak 2012)

Divisi IV, yang tidak kalah pentingnya, menjaga kebugaran siswa melalui kegiatan-kegiatan olahraga. Divisi ini berperan penting dalam membentuk postur tubuh siswa dan pengembangan jasmani mahasiswa. Divisi ini juga bekerja sama dengan divisi pendidikan untuk mengurus ekstra kurikuler siswa yang berhubungan dengan Ibrani, Yunani, Futsal dan Basket. Menggalakkan kembali Seminari Voice untuk dapat berkiprah ke gereja-gereja lokal dan sponsor.

 

DIVISI MEDIA (PIC : Alex Nasution)

DIVISI V menyediakan dokumentasi dan media yang akan dipakai dalam setiap chapel dan event-event yang akan dibuat. Membuat propaganda atau mengkomunikasikan melalui media mengenai program dan kabar terbaru mengenai senat mahasiswa. Bekerja sama dengan IT seminari bethel untuk mempromosikan seminari bethel dan mengupdate data-data terbaru.

 

  • Program Kegiatan
  1. Program kegiatan selama 6 bulan menjabat adalah sebagai berikut:
  • Sistem MeritKonsekuensi :SP 2 : Dipanggil PUKET III dan kena hukuman yaitu doa di ruang doa setiap hari minimal 2 jam selama satu minggu ditambah kerja bakti (luar asrama wajib). Pemantauan bersama Senat Mahasiswa. 
  1. SP3 : Dipanggil PUKET III, Diajukan dalam rapat dosen dan Ketua STT untuk dipertimbangkan pengeluaran mahasiswa.
  2. SP1 : Dipanggil PUKET III dan kena hukuman yaitu doa di ruang doa setiap hari minimal 1 jam selama satu minggu.
  3. Membuat satu peraturan khusus secara tertulis yang berisi mengenai peraturan-peraturan dan nilai setiap pribadi mahasiswa. Peraturan yang sudah tertulis akan dibukukan dan setiap mahasiswa yang melanggar akan mendapatkan sanksi yaitu pemotongan nilai di buku kehidupan. Setiap mahasiswa memiliki buku kehidupan masing-masing. Misalkan setiap mahasiswa memiliki “nyawa” maksimal 100. Setiap pelanggaran yang telah dibuat akan mengurangi nilai mahasiswa itu sendiri. Selanjutnya bila mahasiswa mencapai nilai 50 maka akan terkena SP 1, lalu ketika mencapai nilai 75 akan terkena SP 2, dan terakhir adalah 100.
  • Para Dosen diberikan catatan kesalahan untuk setiap mahasiswa yang tidak memakai perlengkapan lengkap.
  • Setiap bulan ada perbandingan dan evaluasi, sehingga para dosen PA dapat memantau karakter mahasiswa.
  • Mengadakan propaganda dan sounding di chapel, media, melalui banner,dsb.
  • Catatan : Setiap dosen berhak untuk melaporkan kepada senat mahasiswa bila ada mahasiswa yang melanggar peraturan-peraturan tersebut.

 

  • Masa Orientasi Mahasiswa (PPBM) 
  1. PPMB adalah program perkuliahan untuk mahasiswa tingkat baru. Mengikutsertakan mahasiswa dari dalam maupun dari luar asrama. Senat Mahasiswa hendak membantu dalam kepanitiaan maupun menjadi mentor bagi para peserta.
  2. Seminari Voice
  3. Seminari voice merupakan perkumpulan mahasiswa dari tingkat awal –akhir yang membentuk satu paduan suara. Seminari Voice dapat dikembangkan melalui pelayanan mereka kepada gereja-gereja. Dalam kesempatan ini Seminari Voice akan bernyanyi di gereja-gereja yang telah menyumbang Seminari Bethel. Hal ini berguna juga sebagai ucapan terima kasih kepada para sponsor. Mendatangkan seminari voice yang terdahulu untuk melatih dan mendatangkan pelatih vocal untuk memperlengkapi.
  4. Diskusi MahasiswaSub tema : Baptisan Roh
  5. GBI memiliki banyak STT yang beraliran pentakosta. Melalui program ini maka, seluruh STT di bawah GBI akan mengadakan diskusi dan seminar bersama mengenai teologi pentakosta. Bekerja sama dengan departemen teologi GBI untuk membuat jadwal khusus bagi acara ini. Seminar akan dibawakan oleh Pdt. Dr. Erastus Sabdono atau Pdt . Dr Stephano ambesa
  6. Tema : pneumatology of pentacostal
  7. MADOS (Mahasiswa Dosen)
  8. Acara yang disusun secara sistematis berdasarkan KFC :
  9. Sulitnya berkomunikasi antara Dosen PA dengan mahasiswa membuat program ini tentu sangat dibutuhkan. Demi memperkuat hubungan dosen PA dengan mahasiswa, waktu chapel dipakai secara khusus sebagai pementoran dan sharing bersama mengenai nilai, karakter dan iman. Dalam hal ini setiap mahasiswa dengan dosen PA akan memasuki kelas-kelas yang sudah terbagi dan kegiatan Pembimbing Akademik dapat berlangsung.
  1. 09.00-09.15 (15’) pujian dan penyembahan bersama
  2. 09.15-09.30 (15’) sharing Firman dari dosen PA
  3. 09.30-10.15 (45’) Mahasiswa menuliskan kendala-kendala perkuliahan di kertas kosong tanpa dituliskan nama. Dosen PA memberikan solusi dan mendiskusikan di kelas supaya memotivasi mahasiswa untuk lebih giat belajar.
  4. 10.15-10.45 (30’) Dosen PA mengingatkan kembali mengenai PANGGILAN PELAYAN dari hal yang sederhana yaitu; peraturan berpakaian yang rapi, berkata yang sopan, menghormati dosen, keaktifan di kelas, ketepatan waktu di kelas, absensi mahasiswa baik di kelas maupun di kegiatan COF dan Chapel.
  5. 10.45-11.00 (15’) Doa penutup bersama

Diharapkan dosen membuat laporan tertulis yang akan ditujukan kepada PUKET III sebagai bukti kemajuan mahasiswa.

Program penunjang : Eskul Ibrani, Yunani, Basket dan Futsal.

  • Penutup

Demikian laporan kegiatan Senat Mahasiswa periorde 2014. Kami mengharapkan respon positif dari Bapak/Ibu dalam laporan ini. Saya menyadari bahwa proposal ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan saran dan kritik dari Bapak/Ibu. Atas perhatian Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih. Tuhan Yesus Memberkati

CV and biodata

CURRICULUM VITAE

  1. PERSONAL DATA
  2. Full Name : Yehuda Stephanus Solaiman
  3. Place / Date of Birth : Jakarta / March 2nd,1993
  4. Sex : male
  5. Religion : Christian
  6. Address : Taman Semanan Indah D8/33, Cengkareng, Jakarta Barat
  7. Postal Code : 11750
  8. Phone Number : +6287782809350
  9. Email : yehudass@yahoo.com , yehudass@hotmail.com
  1. FORMAL EDUCATION

Tahun 1999-2003              : SDK Kalam Kudus, Jakarta Barat

Tahun 2003 – 2005           : SDK Tiara Kasih, Jakarta Barat

Tahun 2005-2008              : SMPK Tiara Kasih, Jakarta Barat

Tahun 2008-2011              : SMAK Dian Harapan, Jakarta Barat

Tahun 2011-2015              : S1, Sekolah Tinggi Teologi Bethel Indonesia, Jakarta Pusat

III.INFORMAL EDUCATION

2001-2005 Keyboard Contemporer Music in RELASI

2005-2007 Elokuensi Grade I-III (English Course)

2008-2009 Purwacaraka Vocal Course

2000-2010 Private Music (Keyboard, Saxophone, Bass)

2014 LIA TOEFL PREP

IV.ORGANIZATIONAL EXPERIENCES AND ACHIEVEMENT

  • Tahun 2006 Sesi rohani. (SMP TIARA KASIH)
  • Tahun 2007-2010 ketua remaja (GBI ECCLESIA).
  • Tahun 2009 Sesi Humas OSIS (SMA DIAN HARAPAN)
  • Tahun 2010 Ketua II Student Council (SMA DIAN HARAPAN)
  • Tahun 2011 Sesi dokumentasi (STTBI)
  • Tahun 2011-2012 Pembina SM Ecclesia Kids (GBI ECCLESIA)
  • Tahun 2012 Sesi Ibadah COF (STTBI)
  • Tahun 2012- … Creative Ministry PAHAT (Persekutuan Anak-Anak Hamba Tuhan)
  • Tahun 2012- … Pembina remaja (GBI ECCLESIA)
  • 29 Agustus – 18 September 2010 APLT (Apostolic Prophetic Leadership Training) with Bethany Church Singapore.
  • Tahun 2013 Wakil ketua COF (STTBI)
  • 12 Maret 2013 Peserta Futsal Exhibition 2013 STT Amanat Agung @Mall Taman Palem
  • Tahun 2013 Sesi Ibadah Senat Mahasiswa (STTBI)
  • Tahun 2013 ketua biro pemuda DPA DKI Jakarta (GBI)
  • Tahun 2013 menjadi seksi acara Seminari bethel (unity in harmony)
  • 21-23 Januari 2014 Peserta Rakernas I DPA GBI – Graha Bethel
  • Tahun 2014 Ketua Senat Mahasiswa (STTBI)
  • Tahun 2014 Ketua Simposium Teologi Pentakosta (STTBI dan STTB The Way)
  • Tahun 2014 Ketua Gathering Ecclesia Kids- Next Generation
  • Tahun 2014 Bethany Church Singapore – BIC Bangkok – BIC Filipina – Malaysia
  • Tahun 2014 Global Leadership Summit – Assembly of God – Ps Bill Hybels
  • Tahun 2014 Kegerakan Generasi GBI Ecclesia bagian Pujian dan Penyembahan
  • Tahun 2014 Kotbah Kegerakan Generasi
  • Tahun 2014 Leaders Gathering Willow – Ps Bill Hybels
  • 7 Febuari 2015 Financial Freedom With Pdt. Dr Erastus Sabdono (Integrity Convetion Centre)
  • 14 Febuari 2015 Peserta Seminar dan Workshop “Teaching With Heart” STTBI
  • 25-27 Maret 2015 Seminar Akademis Miracles: The Credibility of The New Testament Accounts – Prof. Craig S. Keener, Ph.D – The City Tower Hall Lt.3
  • 1 Agustus 2015, Reborn Coaching Clinic with Daniel Sigarlaki –Mall Artha Gading – Music (keyboard, Saxophone, Bass, Guitar Accoustic)- Preaching- PastorVI.SKILLS • Microsoft Office Word• Microsoft Office Power Point• Adobe Illustrator• Adobe InDesign- Able to build good relationships with other
  • – Hard worker and have a good responsibility
  • – Able to lead and work in teams
  • • Adobe Premiere
  • • Adobe Photoshop
  • • Microsoft Office Excel
  • – Able to use the basic of:
  • – Motivator
  • – Singing
  • V. INTERESTS
  • – Music (keyboard, Saxophone, Bass, Guitar Accoustic)– Singing

    – Preaching

    – Motivator

    – Pastor

     

    VI.SKILLS

    – Able to use the basic of:

    • Microsoft Office Word

    • Microsoft Office Excel

    • Microsoft Office Power Point

    • Adobe Photoshop

    • Adobe Illustrator

    • Adobe Premiere

    • Adobe InDesign

    – Able to lead and work in teams

    – Able to build good relationships with other

    – Hard worker and have a good responsibility

    my family

Devotion

Tema   : Allah adalah Sumber Kasih

Nats     : 1 Korintus 13:1-!3

Tempat         : GBI Ecclesia Taman Semanan Indah

Perayaan Valentine menjadi bukti bahwa kasiih ada disetiap manusia. Mereka saling memberi coklat, memberi bunga, mengajak makan pasangan, dll. Semua itu adalah bukti bahwa kasih ada disetiap manusia. Namun yg perlu disadari bagi orang-orang percaya bahwa sebenernya Allah sendiri lah sang sumber kasih tersebut. 1 Korintus 13:13 berkata Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. Mengapa kasih adalah yg terbesar?

  • Kasih dapat memulihkan segala sesuatu (Yohanes 3:16)  
    1. Karena kasih Allah sendiri itulah yg dapa mengubahkan kita, yg tadinya harusnya kita binasa, tetapi beroleh hidup yg kekal. Sehancur-hancur nya hidup kita hari ini apabila kita datang kepada Allah sang sumber kasih, maka kasih tersebut dapat memulihkan engkau. Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
  • Kasih membuat segala sesuatu menjadi lebih indah (Pengkotbah 3:11) 
    1. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Orang yg hidup didalam kasih, ia akan melihat hidupnya menjadi lebih indah didalam segala sesuatu. Sebab kasih Allah tidak pernah berkesudahan dan selalu indah pada waktu-Nya.
  • Kasih menjadikan kita sempurna (1 Korintus 13:12)
  1. 1 Korintus 13:12 Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.

Refleksi Pribadi:

Setelah mendengar khotbah ini, saya lebih ingin mengasihi Allah. Karena selama ini mungkin saya masih membuang kesempatan yg telah Allah berikan melalu kasih-Nya. Saya ingin lebih lagi mengasihi Allah, dan meminimalisir dosa sedikit demi sedikit, maka di kemudian hari kasih Allah sendiri yg menyempurnakan hidup saya. Marilah kita saling mengasihi manusia, terlenih mengasihi Allah sang sumber kasih tersebut.